ACEH UTARA - PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) menggelar simulasi tanggap darurat sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (13/12/2024) di area pabrik dan desa sekitar perusahaan, tepatnya di Kecamatan Dewantara, Aceh Utara.
Simulasi ini melibatkan seluruh elemen internal, termasuk karyawan, Tim K3, Tim Humas, dan Tim Keamanan Perusahaan, serta dukungan pihak eksternal, seperti Muspika Dewantara, TNI, Polri, dan Tim Pemadam Kebakaran setempat. Kegiatan bertujuan untuk menguji sistem tanggap darurat serta memastikan Standar Operasional Prosedur (SOP) berjalan efektif dalam menangani situasi kritis.
VP TJSL & Humas PT PIM, Saiful Rakjab, menjelaskan bahwa simulasi ini menskenariokan kebocoran gas amoniak di Pabrik PIM-1 yang berdampak hingga ke pemukiman masyarakat. “Arah angin pada saat kejadian mensimulasikan gas mengarah ke Desa Keude Krueng Geukueh dan Tambon Baroh, sehingga kami melakukan evakuasi masyarakat di kedua desa tersebut, ” ungkapnya.
Saiful menambahkan, simulasi dilakukan rutin untuk memastikan masyarakat sekitar tidak panik jika terjadi situasi darurat sesungguhnya. “Kami terus berkoordinasi dengan Muspika dan Geuchik desa lingkungan untuk memastikan penanganan masyarakat dilakukan dengan cepat dan tepat, ” tambahnya.
Sekretaris Camat Dewantara, Muhammad Nurkhazi, S.STP, menyampaikan apresiasi kepada PT PIM atas pelaksanaan simulasi ini. “Simulasi ini sangat penting untuk mengedukasi masyarakat, terutama tentang langkah-langkah yang harus dilakukan jika terjadi kebocoran gas amoniak. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut, ” katanya.
VP K3LH PT PIM, Usman, menjelaskan bahwa simulasi bertujuan memastikan kesiapan seluruh elemen, baik personel, sarana, maupun koordinasi internal, dalam menghadapi situasi darurat. “Tujuan utama simulasi ini adalah memastikan sistem tanggap darurat dapat berfungsi optimal saat kondisi darurat benar-benar terjadi. Meski kita tidak mengharapkan kondisi tersebut, kesiapan adalah hal yang mutlak, ” ujarnya.
Simulasi kali ini mengangkat skenario kebakaran dan kebocoran gas amoniak level 3 yang berdampak langsung pada masyarakat sekitar. Selain elemen internal perusahaan, simulasi juga melibatkan Muspika, Geuchik, masyarakat, dan rumah sakit setempat untuk memastikan koordinasi yang solid.
“Masyarakat juga dilibatkan untuk melihat bagaimana mereka merespons situasi darurat, sementara pihak rumah sakit mempraktikkan penanganan korban yang membutuhkan perawatan, ” tambah Usman.
Meski berjalan lancar, Usman mengakui koordinasi antar pihak masih menjadi tantangan utama. “Simulasi ini dilakukan setidaknya sekali setahun. Dari pelaksanaan ini, kami terus menemukan ruang untuk perbaikan di masa mendatang, ” jelasnya.
Sebelum simulasi, masyarakat diinformasikan melalui Geuchik di masing-masing desa agar tidak panik saat simulasi berlangsung. Simulasi ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi situasi darurat, baik dari perusahaan maupun dari sumber lainnya.
Ke depan, perusahaan berkomitmen melaksanakan simulasi ini secara rutin. “Kami berharap seluruh fungsi, mulai dari personel hingga sarana, dapat beroperasi optimal kapanpun situasi darurat terjadi, baik di jam kerja maupun di luar jam kerja. Dengan demikian, dampak situasi darurat dapat diminimalkan dan ditangani dengan baik, ” tutup Usman.